Jumat, 22 Maret 2013
TEMUAN ARCA DEWI TARA DI SITUBONDO, SEBUAH TANTANGAN
Oleh: Irwan Rakhday.
Peninggalan arkeologi khususnya dari masa klasik Hindu-Budha di Situbondo tampaknya merupakan sesuatu yang langka.Terbukti, tak banyak temuan-temuan arkeologi di kawasan ini.Sekali pun hal itu ada, namun belum dapat secara signifikan menjelaskan perihal eksistensi sebuah kerajaan yang berlatar Hindu-Budha.Memang dari wacana terkini yang berkembang, kawasan Situbondo di masa sejarah khususnya di masa klasik Hindu-Budha ‘hanya’ di sebut di Kitab pararaton dan kitab Negarakerthagama dalam porsi yang kecil.
Dalam kitab Negarakertagama dari masa Kerajaan Majapahit,misalnya, disebut nama wilayah Patukangan,Ketah (Tokengan, Panarukan) dan Ketha (Ketah,di Besuki).Bukan berarti eksistensi wilayah itu tidak penting.Bahkan sangat penting mengingat peristiwa historis di dua lokasi itu cukup menggemparkan.Patukangan, merupakan wilayah kadipaten pelabuhan penting yang dipimpin oleh Adipati Suradikara, mencatat peristiwa audensi Raja Hayam Wuruk dengan sejumlah raja-raja kecil pada tahun 1359 Masehi. Kemudian Ketah yang merupakan daerah pertempuran pemberontakan di masa Majapahit, kita baca sebagai sebuah wilayah yang amat penting untuk direbut.
Sementara itu puluhan kilometer ke arah timur dua lokasi penting itu, belum disebut secara gamblang dalam referensi-referensi sejarah. Hal itu menasbihkan daerah wilayah timur Situbondo masih diliputi misteri.Ada apa dengan Situbondo di wilayah timurnya, tepatnya di wilayah yang kini sebuah kecamatan Banyuputih? Catatan sejarah atau setidaknya pewacanaan sejarah masa klasik Hindu-Budha di kawasan ini sangatlah minim.Bahkan seperti tertelan dalam catatan sejarah karena selalu didentikkan sebagai bagian ‘pinggiran’ dari wilayah kerajaan Blambangan.
Hal itu bisa jadi hanya sebuah asumsi dan bukan rumusan pasti. Bahwa area yang dimaksud hanyalah area sebuah dusun biasa.Tetapi dari beberapa temuan terkini, membuat kita sedikit mengernyitkan dahi untuk kembali membaca sekaligus meladeni tantangan pikiran kita menguak masa lalu secara spesifik. Temuan yang mengindikasikan sebuah situs purbakala yang merupakan pusat aktifitas baik itu permukiman maupun tempat pemujaan.
Lihatlah, Prasasti Widoro Pasar yang terletak di kecamatan Banyuputih yang berangka tahun 1453 Masehi dan sekitar 500 meter dari lokasi prasasti itu juga ada sebuah prasasti yang bentuknya serupa, walau tulisannya sudah hilang sama sekali. Kemudian Situs Batu Lesung yang juga tak jauh dari lokasi tersebut menunjukkan adanya sebuah wilayah permukiman penduduk.Belum lagi sebuah gundukan tanah atau bukit kecil yang juga ditemukan struktur batu bata di dalamnya di antara kedua lokasi tersebut di atas.
Nah, terkait dengan hal itu, ada sebuah temuan penting pada 9 Maret 2013 di sebuah lokasi hutan di
Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih.Temuan benda purbakala itu adalah sesosok arca wanita .Arca tersebut identik dengan arca Dewi Tara.Bahannya terbuat dari batu. Patung setinggi 40 cm,lebar 20 cm dan tebal 15 cm itu memiliki ornamen khas yang cukup bagus kualitasnya.Motif-motifnya sangat detail. Bahkan ekspresi wajahnya cukup meberi kesan agung dan berwibawa sebagaimana sosok orang besar.
Arca Dewi Tara tersebut bisa jadi merupakan arca temuan di Kabupaten Situbondo yang kualitasnya bagus. Jauh lebih bagus dibandingkan dengan arca temuan di wilayah barat Kabupaten Situbondo seperti di Kecamatan Jatibanteng. Arca-arca temuan di wilayah tersebut di atas rata-rata kasar dan terkesan belum selesai digarap.Atau bisa jadi sebagian lapuk dimakan usia sehingga ornamennya tidak jelas.
Temuan arca berkualitas bagus itu amatlah penting mengingat berbagai aspek yang dapat dianalisa antara lain fungsi arca tersebut. Selain itu, penegasan dalam wacana arkeologi terkait nama arca dapat dijadikan indikasi dari masa apa arca tersebut dibuat.Tentu hal itu memerlukan penelitian arkeologi yang dapat dibuktikan secara ilmiah.Bisa jadi lokasi temuan arca di kawasan hutan Baluran itu merupakan situs sejarah.Hal itu diperkuat dengan pernyataan beberapa warga yang pernah melihat tumpukan batu bata, sumur tua dan beberapa artefak.
Barangkali bagi sebagian orang, temuan ini adalah sebuah narasi kecil. Sebuah narasi yang biasa seperti angin lalu. Padahal bagi seorang sejarawan maupun pencinta sejarah, temuan tersebut adalah sebuah narasi besar.Sebuah pintu pembuka untuk menguak misteri peradaban masa klasik Hindu –Budha di bumi Situbondo yang masih samar-samar.Semoga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
betway login betway login カジノ シークレット カジノ シークレット 카지노 가입 쿠폰 카지노 가입 쿠폰 카지노사이트 카지노사이트 gioco digitale gioco digitale 10cric login 10cric login 8
BalasHapus